Senin, 27 Juli 2009

Liverpool, no smoking, Carlsberg, warna kostum dan Indonesia

Kemarin baru nonton Liverpool lawan Singapur ( sebenernya kebalik, tuan rumahnya kan Singapur)
PUASSSSSSSSSSSSSSSSSS............
Apalagi Singapur kalah...
MAKINNNN PUASSSSSSSSSSSS................

Haha, tapi sebenrnya iri juga sih.. Masa Malaysia udah didatengin MU, Singapur sama Liverpool terus Indonesia sama BOM?
Sedih...
Dan euforia National Stadium yang penuh dengan kostum merah semakin mengingatkan saya ke negeri sendiri...
Andaikan yang sedang bertanding adalah Indonesia... (sigh)

Dan asiknya, kemarin akhirnya benar-benar menjadi penonton, yang gak repot harus urus ini itu, yang cuma duduk santai, teriak2 (soalnya kan di negeri orang, ngata2in apapun juga pada gak ngerti, hehe)

Dan saya terkesima, GAK ADA ASAP ROKOK!!! Rokok tergantikan dengan barang yang diharamkan MUI yaitu CARLSBERG...
Nonton sendirian, ditemani bule-bule gila yang sinting n teriak2 "WE WANT TORRES!!!"
Dan mereka jadi pionir kalo bikin WAVE...
Mana lagi yang bisa sekeren itu coba???
Bergelimangan bir dimana-mana, gak cewe gak cowo...
Asik banget dah...

Iri... Seandainya saja Indonesia yang kecipratan dijumpa fans kan sama mereka.. Hiks...
Semakin iri ketika melihat Liverpool memakai jersey HITAM,bukan MERAH (saya sempat merasa salah kostum soalnya kalo merah berarti bela Singapur dongg)
Nah kalo MU jadi dateng ke Indonesia, kita pake PUTIH,bukan MERAH...
Ngeselin abis...
Dan keirian serta kesenangan saya dirusak oleh beberapa komentar dari teman-teman sinting itu (walaupun saya maafkan juga sih karena dapet Carlsberg gratis bergelas-gelas)

Bule 1 : You are from Indonesia? Then you are terrorist! Hahahhaa.... (ini pasti udah mabok)
Bule 2 : Why are there always bomb in Indonesia? (always?? gigi lo... emang Indonesia kayak Irak yang ada bom masih bisa jalan kaki santai?)
Bule 3 : Indonesia?? Great!! It is near Bali, right? (ketawan gak lulus peta buta pas SD)
Malaysian : Why did MU cancel the tour, hah? Wuahahhahahhaa... (a****g!!! gw mantan calo neh!)
Indiahe 1 : Wow! I like Indonesia! I love Tanah Abang! (woi mas, itu namanya lo pulang kampung!)
Indiahe 2 : I don't like Indonesian people ( lo pikir lo lagi ngemeng sama siapa,dul?)
Sing-lish 1 : You study here, hah? Jalan-jalan mulah mau,lah? Olang Indonesia itu bolos2 ya... (astaga.... ketawan sih...)
Sing-lish 2 : Mau pelgi kemana,hah? Lo nanti tinggal ngomong sama ai. Gue nanti antal ke Olchad. ( lo gw!! Ajaib!!)

Itu baru beberapa, masih banyak sebenernya.... Tapi saya udah males nginget2 komen-komen yang seakan merendahkan negara kita...\

Terakhir! Baru dua hari disini, saya sudah mendengar 2 kali lagu "Mana dimana anak kambing saya?" versi Malaysia..
Maksa banget, tapi yahhh yang namanya lagu permainan itu kan gak bertuan, ya gak?
Walaupun saya entah mengapa merasa dirampok...
(anak gw ntar nyanyi apaan dong? masa lagu Hijau Daun or Wali? Rusak!)

-keluh kesah di internet hotel 81 Bencoleen, Singapura-

Rabu, 22 Juli 2009

Wisdom

Kata-kata bijak selalu diasosiasikan dengan pepatah Cina...
Saya selalu salut dengan berbagai buku bercerita klasik mengenai pepatah Cina...
Umumnya ceritanya apik dan selalu ada hikmah dibaliknya...
Sangat menyegarkan pikiran dan menjernihkan otak...
Terkadang malah bisa menentramkan hati dan jiwa...
Hebat...

Kemarin, setelah bersenang-senang bersama dua orang teman saya, saya serasa diisi kembali...
Berbagai cerita dan kekonyolan kami bagi bersama...
Dan sudah pasti, kodrat setiap manusia adalah membicarakan manusia lainnya...
Seakan itu akan selalu menjadi topik yang abadi...
Mencerca, bingung hingga tak habis pikir tentang kelakuan teman-teman lainnya...
(makanya saya gak percaya dengan pepatah jika kamu bersin, maka kamu sedang dibicarakan oleh orang lain)

Ditemani udara sejuk Puncak, susu segar dan pemandangan hijau, kami berbagi semua cerita dan informasi, mulai dari yang lucu, mengesalkan, ironis hingga sudah malas membicarakannya...
Ada teman saya yang baru jadian tapi katanya tidak dianggap...
Ada teman saya yang masih belum bisa move on...
Ada teman saya yang selalu berantem sama pacarnya untuk hal-hal sepele...
Ada teman saya yang akhirnya bisa 'keluar' dari lobang keterpurukan hatinya...
Dan tak lupa, topik mengenai seks selalu menjadi yang paling diminati...
(Ken, Ga... Saya jadi rindu kalian lagii...)

Well, celetukan demi celetukan berisi sindirian acapkali terucap...
Dimulai dari teman saya yang 'menjilat ludah sendiri'
"Orang tuh bisa marah-marahin temennya, tapi goblok sama diri sendiri"
Ya, benar...

MANUSIA BISA BIJAK DENGAN SESAMA, TAPI TIDAK BISA BIJAK DENGAN DIRI SENDIRI...

Ini fakta dan ironis...
Saya bukan orang sok suci... Tapi beginilah kita...
Mungkin ada orang yang bahasanya berbeda namun intinya mirip yaitu :

KITA TAKKAN PERNAH BISA MERASAKAN APA YANG ORANG LAIN RASAKAN SEBELUM KITA SENDIRI MENGALAMINYA...

Dan ketika kita sendiri mengalaminya, baru kita sadar bahwa ini berat..
Bahwa teman-teman kita yang pernah mengalaminya ternyata jauh lebih kuat..
Bahwa kita tak sekuat yang kita kira...

Sejenak pemikiran saya tentang kata BIJAK
Saya percaya seseorang yang bijak dengan dirinya sendiri adalah seseorang yang tak pernah merasa dirinya cukup kuat menghakimi orang lain dan menggunakan empati dengan tepat...

Belajar untuk jadi bijak yukk...

Niscaya kamu akan memandang dunia dengan sisi berbeda...

PS : the world is too beautiful.. Instead of enjoying the pain, change your side and enjoy the world...

Jumat, 17 Juli 2009

BEAUTY INSIDE YOU

Beberapa hari ini saya dibanjiri berbagai cerita teman-teman saya.

Ada yang bercerita mengeluh karena tak bisa melupakan seseorang yang penting di hidupnya.
Ada yang mengeluh karena sudah balik lagi namun takut kehilangan teman.
Ada yang menangis karena selalu berselisih paham dengan pasangannya.
Ada yang baru patah hati, namun ternyata baru menyadari ada orang lain yang menyukainya dan ia langsung bingung.

Jujur ketika membaca bahkan mengetik kalimat-kalimat diatas, saya tersenyum geli.

Karena saking empatinya, saya terkadang menangis bersama mereka.
Tapi ketika otak saya jernih, saya malah suka mentertawai mereka.

Dari berbagai cerita diatas, saya berulang kali bilang kepada mereka.

Bahwa mereka BERHARGA.
Bahwa mereka CANTIK.
Bahwa mereka LAYAK.

Walaupun kebanyakan pasti akan bilang "Tapi, La...."
Namun kata-kata itu membangkitkan rasa percaya diri mereka.

Kalau kata teman saya, itulah wanita, butuh pujian.
Saya tertawa.
Entah tanda setuju atau tertawa miris.

Yang jelas, motto saya sekarang adalah BEAUTY INSIDE YOU.
Saya yakin bahwa setiap manusia itu indah.
Jika tidak indah, Tuhan pasti tidak jadi menciptakan manusia.

Hei girls, each of you is pretty. You have beauty inside.
And that's why you are precious.


Note : for every girls that needs supports and self-esteemness.

B.O.M.B

Well, this is simply just want to write what my mind says...

Today, Jakarta was exploded. 3 explosions.
And what should I say now?
It is one day before MU will arrive here, in this crowded city.

And they were refused by the terrorists.

What should I say now?

First when I knew it, I asked WHY AND WHY

But, time goes by. If I keep asking WHY, I won't get the answer.

I got such blessings by this happening.

What IF, THE BOMB EXPLODE WHEN THE MATCH IS GOING?

What IF, I GOT HURT BY THE BOMB?

What IF, MY FRIENDS AND FAMILY GOT HURT BY THE BOMB?

And the point is I shouldn't be confused with the selling about the ticket.

Eventhough I got a new problem, about the REFUND.

Well, I still believe God has a way for me.

Maybe not to me, but maybe to my mom.

I BELIEVE THAT.

Rabu, 01 Juli 2009

Bersyukur....

Hari ini baru ke panti jompo (setelah sekian lama kalo ke panti, selalu memilih panti asuhan saja)

Dan mulai menangis...

Jika melihat panti asuhan, seakan melihat masa lalu kita yang terlalu indah, merasakan yang namanya 'keluarga'
namun, jika menengok panti jompo, kekuatiran mulai muncul...
Apakah suatu saat saya yang akan berada di salah satu barak ini?
Apakah saya akan dibuang oleh anak-anak saya?
Apakah saya akan mulai pikun dan mulai meracau butuh perhatian?
Atau apakah saya akan pura-pura tegar dan menunggu belas kasihan orang-orang yang mungkin hanya akan datang sekali saja ke panti?

Entah apa yang saya tangisi..
Tadinya tujuan ke panti untuk menghibur jiwa sendiri, menyembuhkan jiwa yang sakit dan mencoba bersyukur bahwa Tuhan tak pernah meninggalkan saya...
Namun, saya jadi gundah..
Apakah saya menangisi kemungkinan masa depan saya tidak lebih baik dari mereka?
Atau kasihan terhadap mereka?

Tidak, saya tidak kasihan...
Saya bangga terhadap mereka...
Mereka yang selalu optimis dalam memandang kehidupan...
Yang selalu tertawa karena dikelilingi teman-teman yang senasib...
Padahal mungkin di dalam hati tertawa getir dan merindukan keluarganya..
Tak pernah terlintas untuk mengakhiri kehidupannya secepat atau sepraktis mungkin...
Padahal saya rasa mereka jauh lebih menderita dibanding permasalahan saya..

"Mereka selalu senang dan ada aktifitas, mbak. Bercerita tentang masa lalu mereka yang membahagiakan. Ada juga yang meratapi nasib tapi disini, semua saling mendukung. Itu yang membuat saya betah disini. Walau tanpa gaji, saya merasa saya mendapat banyak rejeki, berkah dan doa. Ya pasti dong, kita didoakan sama orang-orang tua loh. Ini kan contoh masa depan kita."

Ya, benar.. Mereka adalah gambaran masa depan saya.
Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Tak ada yang bisa menjamin saya tidak akan pernah kesini lagi sebagai 'penghuni tetap', bukan 'pengunjung'.

Tak henti air mata jatuh, namun tak satupun dari mereka yang menangis, sampai saya jadi malu.

"Neng cantik, asalnya darimana?"
"Jakarta,nek."
"Oh Jakarta. Sprechen Deutch?"
"Aduh maaf nek, gak bisa bahasa Belanda."
"Oh, gak papa. Neng cantik masih muda, harus kuat. Nenek doakan neng cantik bahagia. Sukses. Rajin berdoa yah. Mumpung muda, jangan suka sedih."
"Iya,nek. Amin. Makasi ya,nek."

Dan mulai menangis. Saya dipeluk olehnya. Tertampar. Ya, ternyata Tuhan sedang berbicara kepada saya lewat tubuh renta ini.

Terkadang kita butuh teman yang mengerti permasalahan kita.
Yang dapat memberi saran terbaik, dewasa, objektif, netral, support, dan lain-lain.

Namun saya belajar hari ini, bahwa terkadang saran dan dukungan terbaik, tidak selamanya datang dari orang yang berpendidikan, tidak juga dari pakar atau ahli.
Terkadang, itu keluar dengan cara yang sederhana.
Dan hari ini, dari seorang nenek renta, yang tak punya keluarga sama sekali.
Suaminya dibunuh tentara Jepang, anak-anaknya diperkosa oleh kempetai.
Dan dia masih bisa menasehati saya hari ini.

Sungguh, saya tak punya alasan apapun untuk tidak bersyukur.

Terima kasih, nenek. Entah namamu siapa, tapi nenek telah menjadi malaikat saya hari ini.


*hari pertama di bulan Juli, 50 tahun berselang setelah Jepang menduduki Indonesia

Kamis, 09 April 2009

untold part 1

09.04.09 pk. 22.51

menangis lagi... untuk kesekian kalinya....
menahan perih di hati... sakit...

hampir habis semua energiku untuk kamu... ya, hampir habis...
ketika putus, dibilang gak sayang...
ketika berantem, harus ada yang mengalah tanpa membuahkan solusi sama sekali...
harus aku yang mengalah....
tapi kalo aku bilang aku yang mengalah, kamu marah...
marah karena kamu bilang juga mengalah...
lalu mulai menghitung dosa2ku... menghitung kesabaranmu menghadapiku...

apa ini yang namanya cinta?
apa ini yang harus diperjuangkan?
aku tak pernah berani berbanyak kata denganmu...
karena aku tahu, kamu lebih cerdas...
dan aku selalu menghindari perselisihan...
karena aku gak kuat harus bertengkar dengan orang yang aku sayangi...

mengapa? kenapa? apa?
mengapa harus begini?
kenapa kamu begitu?
apa yang sebenarnya terjadi?

kenapa harus ada perhitungan? kenapa harus ada status? kenapa harus ada tuntutan?
kenapa yang tadinya penggugat menjadi tergugat?
kenapa yang tadinya terdakwa malah menjadi pendakwa?
kenapa kata2 yang keluar dari mulutku seakan jadi keluhan dan memancing emosi?

tak pantaskah aku mengeluh? tak pantaskah aku berbicara?
aku mencoba diam, tapi malah semakin sakit...
sakit bukan main, sakit di dalam hati...
selalu dibilang membahas hal yang sama...
padahal aku hanya ingin perubahan...
sebagai bukti bahwa ada cinta di dalam hatimu...
karena berubah demi orang yang kita sayangi itu halal dan pantas...
malah bagi sebagian orang, itu harus...
demi mempertahankan hubungan...

biarkan mengalir, katanya...
bagaimana bisa? bahkan sesuatu yang menyumbat dimasa lalu tak terpecahkan...
lalu bagaimana itu bisa mengalir kalau ada yang tersumbat?

apa aku yang harus lagi-lagi berubah?
'berantem itu bagian dari proses', katanya....
hak aku untuk berbicara saja dibungkam... langsung ditangkis dengan kata2 'membahas hal yang sama', 'menghitung2 kesalahan', 'mengungkit2'
jadi bagaimana pula bisa berantem?
yang ada ditekan, ditekan dan ditekan...

bahkan jika aku benar2 sudah tak bisa bernapas karena penuhnya air mata...
hanya bisa menyebut nama Tuhan...
dia tak peduli...
masih dengan tegasnya berkata 'gini aja deh, aku butuh kepastian.'
astaga... Tuhanku....

bahagiakah aku? gak tau...
mungkin aku terlalu mendewakan cinta dan perasaan
mungkin aku terlalu takut kehilangan...
mungkin aku terlalu takut sakit menjadi sendirian...

pasrah... menyerahkan pada Tuhan...
yang jelas, aku tak pernah mau ber-manifestasi...
tak berani ber-imajinasi lagi...
aku sudah mulai terbiasa dengan rasa sakit ini...
menyenangkan dalam situasi sakit ini...
menyenangkan bahwa aku bisa tidur setelah aku menangis...
menyenangkan mengeluarkan airmata tanpa diketahui siapapun...

sudahlah, sinisme ini tak akan pernah habis...
entah, rasa sayang atau sakit hati yang ada... semuanya campur jadi satu...
biar Tuhan saja yang tahu, apa yang terbaik untukku...